TRADISI-TRADISI UNIK DI INDONESIA MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN
Tradisi unik di Indonesia dalam menyambut bulan ramadhan. Foto: Tribun Travel.com |
Tentu saja, menyambut bulan suci Ramadhan membutuhkan banyak persiapan, yang sering dilakukan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Banyak masyarakat yang memiliki tradisi berbeda dari setiap daerah untuk menyambut bulan suci yang penuh berkah ini.
Banyak tradisi telah terdaftar dan masing-masing memiliki arti dan standar khusus untuk wilayah tersebut. Lantas seperti apa tradisi menyambut bulan suci Ramadhan di Indonesia? berikut beberapa tradisi menyambut Ramadhan di seluruh wilayah Indonesia.
Nyadran atau Nyekar bagi masyarakat Jawa
Tradisi Nyadran/nyekar. Foto: Ist/dinas kebudayaan jakarta |
Sudah
menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat jawa untuk nyekar sebelum datang nya
bulan suci Ramadhan. Orang-orang akan mengunjungi makam keluarga dan leluhur
mereka di hari-hari menjelang Ramadhan. Mereka meletakkan bunga, membersihkan area di sekitar kuburan dan berdoa. Pada
hari-hari terakhir bulan sya’ban atau pada hari mendekati bulan Ramadhan
Masyarakat jawa memadati area pemakaman untuk takjiah atau berdoa bersama
keluarga.
Dugderan (Jawa Tengah)
Tradisi Dugderan. Foto : copyrightshutterstock/Martanto Setyo Husodo/Fimela.com |
Dugderan pertama kali
dilakukan oleh warga Semarang pada tahun 1881 untuk merayakan hari pertama Ramadhan. Saat ini, di zaman modern, Dudgeran dianggap sebagai sekelompok orang dengan pawai panjang. Namun inti dari acara ini tetap sama yaitu ritual yang menandai hari pertama puasa Ramadhan,
warak ngendog adalah maskot tradisin ini. Warak Ngendok adalah
patung kambing berkepala naga.Patung itu menampilkan beberapa telur rebus, melambangkan bahwa makhluk itu sedang bertelur. Hal ini terkait dengan Dudgeran pertama tahun 1881 saat Semarang mengalami krisis pangan dan telur menjadi barang
mewah bagi masyarakat.
Meugang (Banda Aceh)
Tradisi Meugang. Foto: copyrightshutterstock/Fachrul01/Fimela.com |
Meugang telah dirayakan
di Aceh sejak pemerintahan Sultan Iskandar Muda dari Kerajaan Aceh. Menjelang
ramadhan, Sultan Iskandar Muda menyembelih beberapa hewan untuk dibagikan
kepada masyarakat setempat. Saat ini, tradisi Meugang berlangsung tiga kali dalam setahun, yakni menjelang Ramadan, lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha.
Balimau (Minangkabau, Sumatra Barat)
Tradisi Balimau. Foto: copyrightshutterstock/Fadli Suandi/Fimela.com |
Balimau adalah tradisi
Minangkabau mandi di air liamu. Biasanya tradisi ini dilakukan di beberapa daerah yang terdapat sungai dan tempat pemandian. Makna Balimau adalah penyucian jiwa dan raga sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Nyorog (Betawi)
Tradisi Nyorog. Foto: copyrightshutterstock/Odua Images/Fimela.com
Nyorog adalah tradisi
Betawi di mana orang membagikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang sudah lanjut usia seperti ayah, ibu, paman atau kakek nenek. Paket-paket yang dulunya berisi sayuran dan ikan yang dimasak, kini orang-orang berbagi paket berisi biskuit, kopi instan, gula, sirup, teh, dll.
Megibung (Bali)
Tradisi Megibung. Foto: copyrightshutterstock/Megibung/Fimela.Com |
Umat Islam di Bali menyambut bulan suci Ramadhan Megibung. "Megibung" berasal dari kata gibung dan artinya berbagi, duduk melingkar dan makan di atas piring bersama nasi dan piring. Ritual ini berlangsung di desa Islam Kepaon, Karangasem, Bali timur pada tanggal 10, 20, dan 30 Ramadhan. Pada abad ke 17 ritual ini muali diperkenalkan kepada masyarakat Bali yang dipelopori oleh Raja Karangasem I.
Megengan (Jawa Timur)
Tradisi Megengan. Foto: Fimela.Com |
Masyarakat Jawa Timur khususnya di Tuban, Malang dan Surabaya masih mempertahankan tradisi megengan untuk menyambut bulan Ramadhan. Megengan
sendiri berasal dari bahasa jawa yaitu yang berarti memegang. Tradisi ini mengingatkan orang bahwa Ramadhan akan datang dan mereka tidak boleh melakukan dosa apapun. Selama Megengan, masyarakat biasanya duduk bersama di masjid atau di lapangan untuk sholat berjamaah dan makan bersama. Tradisi ini juga sudah lama menjadi sarana penyebaran agama Islam di Jawa Timur.
Malamang (Sumatera Barat)
Tradisi Malamang. Foto : copyrightshutterstock/octavianus wahyu/Fimela.Com |
Malamang, atau memasak lemang, kue beras yang dimasak dalam bambu, telah menjadi tradisi khusus Minangkabau untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Saat malamang, masyarakat berkumpul di lapangan untuk menyiapkan dan memasak lemang bersama. Lemang tersebut kemudian disajikan dengan sipuluik tapai atau ketan hitam yang difermentasi dan/atau daging durian.
Cara masyarakat Indonesia menyambut Ramadhan mungkin berbeda-beda, namun semuanya memiliki kesamaan, mereka tetap bersama, menyambut bulan dengan penuh suka cita dan berharap bulan itu penuh berkah. Arus globalisasi dan modernisasi tidak akan pernah menyurutkan semangat mereka untuk melestarikan tradisi.