Senin, 05 Desember 2022

Gunung Semeru Erupsi, Benarkah Dampaknya Sampai ke Jepang?

Gunung Semeru Erupsi, Benarkah Dampaknya Sampai ke Jepang?

Gunung Semeru Erupsi, Benarkah Dampaknya Sampai ke Jepang?

Dampak Erupsi Gunung Semeru

Erupsi Semeru – Gunung semeru yang terletak di Jawa Timur kembali memuntahkan awan panas. Akibat hal ini Badan Meteorologi Jepang pun memberi peringatan ancaman timbulnya tsunami di wilayah Jepang.

Dilansir dari Kyodo News, badan cuaca Jepang memperingatkan bahwa tsunami bisa sampai di Pulau Miyako dan Yaeyaman di prefektur selatan Okinawa sekitar pukul 14.30 waktu setempat.

Sebagai informasi, erupsi Semeru terjadi sekitar pukul 02.46 WIB dini hari dengan tinggi kolom abu 1.500 meter diatas puncak gunung atau sekitar 5.176 meter diatas permukaan laut. Terlihat kolom abu beerwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal kea rah tenggara dan selatan.

Erupsi kali ini terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 35 mm dan durasi 0 detik. PVMBG Badan Geologi ESDM telah menaikkan status Gunung Semeru dari Siaga menjadi awas. Kenaikan ini dari level 3 siaga ke level 4 terhitung sejak kemarin siang.

Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan mengimbau agar tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak Gunung Semeru serta sektoral arah tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 km dari puncak.

Informasi terbaru, Jepang sudah mencabut peringatan kemungkinan tsunami yang dipicu oleh erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (04/12/2022) kemarin. Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi Jepang yang sebelumnya memberi peringatan kemungkinan adanya tsunami.

Tsunami akibat erupsi Gunung Semeru sebelumnya diprediksi mencapai prefektur Okinawa paling cepat sekitar pukul 14.30 waktu Jepang. Namun, kemudian Badan Meteorologi Jepang menyatakan bahwa tidak ada dampak tsunami akibat erupsi Gunung Semeru.

Erupsi Semeru kali ini bertepatan dengan satu tahun sejak terjadinya bencana erupsi Semeru pada 4 Desember 2021 tahun lalu. Awan Panas guguran (APG) meluncur dari puncak kawah jonggring saloko yang berjarak sejauh tujuh kilometer (Km) kea rah tenggara dan selatan.

Seismograf mencatat sudah terjadi delapan kali gempa letusan dengan amplitude 18-22 mm dengan durasi sekitar 65-120 detik.

Baca Juga

BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA

Halaman Berikutnya